Kamis, 12 Februari 2009

PERMASALAHAN DALAM PERKEMBANGAN PENDIDIKAN JARAK JAUH

Sasaran utama pada pendidikan terbuka dan jarak jauh tidak lain adalah memberikan kesempatan kepada anak-anak bangsa yang belum tersentuh dan mengecap pandidikan yang lebih tinggi, bahkan tidak terkecuali pada anak didik yang sempat putus sekolah, baik untuk pendidikan dasar, dan menengah. Demikian pula bagi para guru yang memiliki sertifikasi lulusan SPG/SGO/KPG yang karena kondisi tempat bertugas di daerah terpencil dll. Maka peluang untuk mendapatkan pendidikan melalui program pendidikan terbuka dan jarak jauh mutlak terbuka lebar bagi mereka.

Tetapi permasalahan yang timbul dalam perkembangan pemikiran pendidikan terbuka dan jarak jauh itu adalah:

a. Kurangnya interaksi baik antara anak didik maupun dengan tenaga pendidik itu sendiri

b. Pendapat bahwa rendahnya mutu lulusan institusi pendidikan terbuka dan jarak jauh dibandingkan pendidikan tatap muka

c. Sulitnya memilih media pembalajaran yang efektif dan interaktif dalam pelaksanaan pendidikan terbuka dan jarak jauh.

Berbagai permasalahan yang muncul itu akan dibahas pada bagian yang lainnya.

Jumat, 23 Januari 2009

AWAL PERKEMBANGAN PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH

Bentuk pendidikan yang paling tua dan saat ini masih ada adalah pendidikan pesantren. Pendidikan pesantren ini diperkirakan dimulai pada abad ke-15. salah satu pendidikan yang berbentuk pesantren adalah Pendidikan Taman Siswa yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara. Beliau mendirikan Taman Siswa dengan berpedoman pada empat asas perjuangan, yaitu:

1. Adanya hak seseorang untuk mengatur dirinya sendiri

2. Pengajaran harus mendidik anak menjadi manusia yang merdeka batin, pikiran, dan tenaganya

3. Pengajaran jangan terlampau mengutamakan kecerdasan pikiran karena hal ini dapat memisahkan orang terpelajar dengan rakyat

4. Berkehendak untuk mengusahakan kekuatan diri sendiri.

Sedangkan pedoman dari Ki Hajar Dewantara sendiri adalah “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”.

Pada awal kemerdekaan banyak sekali diselenggarakan program pendidikan terbuka dan jarak jauh, yang tujuannya untuk mengisi kekosongan tenaga yang diperlukan untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Terbukti pada tahun 1950 pemerintah membentuk sebuah lembaga Balai Kursus Tertulis Pendidikan Guru (BKTPG) yang mendapat tugas untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar, dengan menyediakan berbagai paket belajar tertulis dalam bidang profesi kependidikan. Lembaga ini sekarang dikenal dengan Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis. Dalam PELITA I digariskan kebijakan dalam GBHN untuk digunakannya siaran radio dan televisi untuk meningkatkan dan memeratakan mutu pendidikan. Dan menjelang akhir PELITA I pemerintah menetapkan suatu kebijakan yang berani yaitu dengan membangun sistem komunikasi dengan satelit domestik, sistem ini kemudian dikenal dengan nama SKSD Palapa.

Kemudian pada tahun 1972 dalam rangka kerja sama SEAMEO INNOTECH Center diselenggarakan suatu model pendidikan dasar yang disebut PAMONG (Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang tua, dan Guru). Pada tahun 1974 Direktorat Pendidikan Masyarakat pada Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Olahraga, mulai mengembangkan paket belajar pendidikan dasar bagi orang dewasa yang disebut KEJAR PAKET A, KEJAR PAKET B (kemudian disambung dengan paket C). Istilah KEJAR merupakan akronim dari Kelompok Belajar atau Bekerja dan Belajar.

Setelah itu muncul lagi siaran radio untuk penataran guru SD dan diresmikan oleh Mentri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1974 dan pada tahun 1979 perintisan SMP Terbuka. Mulai dilaksanakan pada 5 lokasi yaitu di Lampung Selatan, Cirebon, Tegal, Jember, dan Lombok Barat.

Evaluasi komprehensif yang diselenggarakan pada tahun 1992 menunjukkan bahwa pada sistem SMP Terbuka memenuhi indikator kualitatif meliputi fleksibilitas, kelayakan, efisiensi, dan efektifitas.

Beranjak pada tahun 2000an pendidikan terbuka dan jarak jauh dapat kita jumpai baik itu lewat buku-buku, CD-ROM, Video langsung ke alamat peserta pendidikan jarak jauh. Perkembangn teknologi informasi yang sangat pesat dewasa ini, khususnya perkembangan teknologi internet turut mendorong berkembangnya konsep pendidikan jarak jauh (distance learning).

Rabu, 07 Januari 2009

MAKALAH SISTEM BELAJAR MANDIRI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konsep Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh

Moore dan Kearsly dalam Setijadi, pendidikan jarak jauh adalah belajar yang direncanakan di tempat lain dan di luar tempat mengajar. Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik khusus desain mata pelajaran, teknik-teknik khusus pembelajaran, metodologi khusus komunikasi melalui berbagai media, dan penataan organisasi serta administrasi yang khusus pula. Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan (UU Sisdiknas tahun 2003).

Keegan (1986) mencatat perkembangan batasan yang dibuat oleh berbagai ahli Pendidikan Terbuka/Jarak Jauh dan menyusunnya secara kronologis seperti diuraikan di bawah ini. Pada tahun 1967, misalnya, G. Dogmen membuat batasan mengenai PT/JJ sebagai berikut: Pendidikan Terbuka/Jarak Jauh adalah sistem pendidikan yang menekankan pada cara belajar mandiri (self study). Belajar mandiri diorganisasikan secara sistematis. Pada cara belajar ini penyajian bahan belajar, pemberian konsultansi kepada siswa, dan pengawasan serta jaminan keberhasilan siswa dilakukan oleh tim guru. Masing-masing guru mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri. Menurutnya, PT/JJ itu merupakan kebalikan dari “pendidikan langsung” atau “pendidikan secara tatap muka antara siswa dan guru.”

Pada tahun 1977, M. Moore mengajukan batasan PT/JJ sebagai berikut: Pendidikan Terbuka/Jarak Jauh merupakan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara terpisah dari kegiatan mengajarnya, sehingga komunikasi antara siswa dan guru harus dilakukan dengan bantuan media cetak, elektronik, mekanis, dan peralatan lainnya.

Sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh merupakan metode pengajaran dimana aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Sebagian besar karena siswa bertempat tinggal jauh atau terpisah dari lokasi lembaga pendidikan. Sebagian karena alasan sibuk sehingga siswa yang tinggalnya dekat dari lokasi lembaga pendidikan tidak dapat mengikuti proses pembelajaran di lembaga tersebut.

Keterpisahan kegiatan pengajaran dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas dari pendidikan jarak jauh. Sistem pendidikan terbuka jarak jauh merupakan suatu alternatif pemerataan kesempatan dalam bidang pendidikan. Sistem ini dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan akibat beberapa diantaranya; keterbatasan tenaga pengajar, jarak antara lembaga pendidikan dan siswa yang berjauhan, kelangkaan pengajar berkualitas, dan lain lain.

B. Kondisi riil di lapangan

Pendidikan biasanya dilaksanakan di sekolah-sekolah dengan sejumlah peraturan. Suatu kegiatan pendidikan yang dilaksanakan disekolah tersebut pendidikan formal. Di dalam setiap kegiatan pendidikan terdapat beberapa unsure yang terkait di dalamnya. Unsur-unsur yang dimaksuda adalah pesrta didik, pendidik, tujuan, isi pendidikan, metode dan linkungan.

Dengan perkembangnya zaman pendidikan tidak hanya bisa dilaksanakan di suatu sekolah, dengan tatap muka antara peserta didik dengan peserta didik dangan pendidik, yang dibatasi dengan ruang dan waktu. Namun dengan kemajuan dalam bidang teknologi khususnya dalam bidang kependidikan tidak dilaksanakan oleh di suatu sekolah dengan peserta didik duduk dalam suatu ruangan pada jam-jam yang ditentukan. Tetapi proses pendidikan dapat dilaksanakan dengan menggumakan internet. Jadi antara pendidik dan peserta didik tidak perlu berada dalam sustu ruangan tapi merekan bias berada dimanapun dan tidak dibatasi oleh waktu. Inilah yang dimaksud dengan pendidikan terbuka dan jarak jauh.

Pendidikan terbuka atau jarak jauh sudah diakui oleh pemerintah. Dan hasil yang sudah dicapai tidak kalah dengan pendidikan formal. Jadi inilah konseling yang ada di lapangan, bahwa sebagian dari masyarakat sudah mengenal bahkan melaksanakan pendidikan terbuka dan jarak jauh.

C. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini hanya terdapat satu permasalahan “Apakah yang dimaksud dengan pendidikan terbuka dan jarak jauh”??

BAB II

PEMBAHASAN

Keegan (1986) mencatat perkembangan batasan yang dibuat oleh berbagai ahli Pendidikan Terbuka/Jarak Jauh dan menyusunnya secara kronologis seperti diuraikan di bawah ini. Pada tahun 1967, misalnya, G. Dogmen membuat batasan mengenai PT/JJ sebagai berikut: Pendidikan Terbuka/Jarak Jauh adalah sistem pendidikan yang menekankan pada cara belajar mandiri (self study). Belajar mandiri diorganisasikan secara sistematis. Pada cara belajar ini penyajian bahan belajar, pemberian konsultansi kepada siswa, dan pengawasan serta jaminan keberhasilan siswa dilakukan oleh tim guru. Masing-masing guru mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri. Menurut dia, PT/JJ itu merupakan kebalikan dari “pendidikan langsung” atau “pendidikan secara tatap muka antara siswa dan guru”

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa menurut Dogmen ciri-ciri PT/JJ adalah:

1. Ada organisasi yang mengatur cara belajar mandiri itu,

2. Bahan belajar disampaikan melalui media,

3. Tidak ada kontak langsung antara pendidik dengan peserta didik.

Pada tahun 1968, G. Mackenzie, E. Christensen, dan P. Rigby mengatakan bahwa: Sekolah korespondensi sebagai salah satu bentuk PT/JJ merupakan metode pembelajaran yang menggunakan korespondensi sebagai alat untuk berkomunikasi antara peserta didik (siswa) dengan pendidik (guru).

Menurut mereka karakteristik PT/JJ adalah sebagai berikut:

1. Siswa dan guru bekerja secara terpisah.

2. Siswa dan guru dipersatukan melalui korespondensi.

3. Perlu adanya interaksi antara siswa dan guru.

Pada tahun 1971 di Perancis ada undang-undang yang mengatur penyelenggaraan BT/JJ. Hukum tersebut memuat batasan sebagai berikut: Pendidikan Terbuka/Jarak Jauh itu merupakan bentuk pendidikan yang memberikan kesempatan kepada siswanya untuk belajar secara terpisah dari gurunya. Pertemuan antara guru dan siswa hanya dilakukan kalau ada peristiwa yang istimewa atau untuk melakukan tugas-tugas tertentu saja.

Menurut batasan di atas ada dua ciri utama yang menonjol, yaitu:

1. Terpisahnya guru dan siswa,

2. Adanya kemungkinan untuk acara pertemuan atau pelajaran secara tatap muka tertentu antara guru dan siswanya.

Pada tahun 1973 O. Peter memberikan batasan pada PT/JJ sebagai berikut: Pendidikan Terbuka/Jarak Jauh adalah metode penyampaian ilmu, keterampilan, dan sikap yang dipengaruhi cara-cara mengelola suatu industri. Seperti halnya dalam industri, sistem PT/JJ dikembangkan dan dikelola dengan mengadakan pembagian tugas yang jelas antara yang mengembangkan, yang memproduksi, yang mendistribusikan bahan belajar,.dan yang mengelola kegiatan belajar mengajar. Seperti halnya dalam industri, bahan belajar yang berupa program media diproduksi dalam jumlah besar dengan menggunakan teknologi yang maju dan kemudian didistribusikan kepada pengguna secara luas. Bahan belajar yang diproduksi dalam jumlah besar dengan mutu yang tinggi itu telah memberi kemungkinan untuk membelajarkan siswa dalam jumlah besar pada saat yang sama di mana pun mereka berada. Metode seperti itu dapat disebutkan sebagai mengindustrialisasikan cara belajar dan mengajar.

Batasan di atas mengandung beberapa karakteristik sebagai berikut:

1. Digunakannya media teknologi yang diproduksi dalam jumlah besar dengan mutu yang tinggi,

2. Pendidikan dapat diberikan secara massal,

3. Yang merancang, mengembangkan, meproduksi, membagikan bahan belajar dan yang mengelola kegiatan belajar mengajar orang yang berbeda-beda.

Pada tahun yang sama, yaitu th 1973 dan diulang lagi pada tahun 1977, M. Moore mengajukan batasan PT/JJ sebagai berikut: Pendidikan Terbuka/Jarak Jauh merupakan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara terpisah dari kegiatan mengajarnya, sehingga komunikasi antara siswa dan guru harus dilakukan dengan bantuan media cetak, elektronik, mekanis, dan peralatan lainnya. Yang menonjol dalam batasan Moore itu adalah:

1. Terpisahnya siswa dan guru dalam proses belajar mengajar,

2. Digunakannya media untuk komunikasi antara siswa dan guru.

Pada tahun 1977, B. Holmeberg memberikan batasan sebagai berikut: Dalam sistem PT/JJ siswa belajar tanpa mendapatkan pengawasan langsung secara terus menerus dari tutor yang hadir di ruang belajar atau di lingkungan sekolah, namun demikian siswa mendapat keuntungan dari perencanaan, bimbingan, dan pembelajaran dari suatu lembaga yang mengorganisasikan PT/JJ itu. Yang menjadi fokus dari batasan Holmberg adalah:

1. Bahwa siswa dan guru bekerja secara terpisah,

2. Adanya perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh sesuatu lembaga pendidikan yang mengatur PT/JJ itu.

Setelah tahun 1997 batasan PT/JJ itu masih terus berkembang. Ciri-ciri yang menonjol selama masa perkembangan itu adalah terpisahnya siswa dan guru, adanya lembaga yang mengelola, digunakannya media untuk menyampaikan isi pelajaran, adanya komunikasi dua arah antara siswa dan guru, dan tidak adanya kelompok belajar yang tetap. Pada tahun 1980 Peter melontarkan kembali tambahan ciri pada PT/JJ yang mengatakan bahwa PT/JJ seolah-olah dikelola seperti industri. Pendapat Peter ini ada yang mendukung, tetapi juga ada yang tidak dapat menerima.

Di antara yang menolak teori industrialisasi itu adalah Baath. Dia mengatakan bahwa teori industrialisasi itu tidak dapat diterapkan pada PT/JJ yang kecil, dan PT/JJ yang tidak menggunakan bahan belajar yang diproduksi dalam jumlah besar. Karena itu batasan Peter itu tidak dapat dimasukkan ke dalam batasan umum sistem PT/JJ.

Banyaknya lembaga PT/JJ dan banyaknya batasan mengenai PT/JJ itu telah mendorong para ahli untuk terus mengadakan penelitian dan analisis.

Pendidikan Terbuka/Jarak Jauh adalah suatu bentuk pendidikan yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1. Dalam sistem PT/JJ siswa dan guru bekerja secara terpisah sepanjang proses belajar itu. Ini berarti bahwa siswa harus dapat belajar secara mandiri. Bantuan belajar yang diperoleh dari orang lain sangat terbatas. Ciri ini membedakan PT/JJ dari pendidikan konvensional yang memberikan pelajaran secara tatap muka.

2. Dalam sistem PT/JJ ada lembaga pendidikan yang merancang dan menyiapkan bahan belajar, serta memberikan pelayanan bantuan belajar kepada siswa. Adanya lembaga pendidikan ini membedakan sistem PT/JJ dari proses belajar sendiri (private study) atau teach yourself programmes. Jadi kalau Anda membeli buku di toko dan kemudian belajar sendiri sehingga Anda memahami benar isi buku itu, itu tidak berarti bahwa Anda telah mengikuti sistem PT/JJ .

3. Dalam sistem PT/JJ, pelajaran (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) disampaikan kepada siswa melalui media seperti media cetak, radio, kaset audio, TV, kaset video, slide, CD-ROM (program video dalam piringan kecil) dan sebagainya. Kecuali berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan isi pelajaran, media juga merupakan alat penghubung atau alat komunikasi antara siswa dan guru.

4. Dalam sistem PT/JJ ada usaha untuk terjadinya komunikasi dua arah antara siswa dan guru atau antara siswa dengan lembaga penyelenggara, atau antara siswa dengan siswa lain. Inisiatif untuk berkomunikasi itu bukan hanya datang dari guru atau lembaga, tetapi dapat juga datang dari siswa. Ciri ini membedakan PT/JJ dari program siaran radio atau TV pendidikan yang hanya menyiarkan program-program pendidikan tanpa menjalin hubungan dua arah dengan pendengar atau penonton.

5. Dalam sistem PT/JJ tidak ada kelompok belajar yang bersifat tetap sepanjang masa belajarnya. Karena itu siswa PT/JJ menerima pelajaran secara individual bukannya secara kelompok. Sekali waktu memang dapat dilakukan pertemuan kelompok siswa yang mempelajari mata pelajaran yang sama untuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran atau sekedar untuk bersosialisasi

BAB III

PENUTUP

SIMPULAN

Dari pembahasan diatas maka terdapat beberapa kesimpulan, yaitu :

  1. Dalam system PT/JJ siswa dan guru bekerja secara terpisah sepanjang proses belajar itu. Ini bararti bahwa siswa harus dapat belajar secara mandiri. Bantuan belajar yang diperoleh dari orang lain sangat terbatas. Cirri ini membedakan PT/JJ dari pendidikan konvensional yang memberikan pelajaran secara tatap muka.
  2. Dalam system PT/JJ ada lembaga pendidikan yang merancang dan menyiapkan bahan ajar, serta memberikan pelayanan belajar kepada siswa. Adanya lembaga pendidikan ini membedakan system PT/JJ dari proses belajar sendiri (Private Study).
  3. Dalam system PT/JJ pelajaran disampaikan kepada siswa melalui media, kecuali berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan isi pelajaran, media juga merupakan alat penghubung atau alat komunikasi siswa dan guru.
  4. Dalam system PT/JJ ada usaha untuk terjadinya komunikasi dua arah, antara siswa dengan lembaga penyelenggara, atau antara siswa dengan siswa yang lain.
  5. Dalam system PT/JJ tidak ada kelompok belajar yang bersifat tetap sepanjang masa belajarnya. Karena itu siswa PT/JJ menerima pelajaran secara individual, bukannya secara kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Aristorahadi. 2008. konsepsi pendidikan terbuka dan jarak jauh. http://aristorahadi. wordpress. com. Di unduh tanggal 8 Oktober jam 12:49.

Selasa, 06 Januari 2009

PENDIDIKAN JARAK JAUH

PENDIDIKAN JARAK JAUH
Pendidikan Jarak Jauh secara tersurat sudah termaktub di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang "Sistem Pendidikan Nasional". Rumusan tentang Pendidikan Jarak Jauh terlihat pada BAB VI Jalur, jenjang dan Jenis Pendidikan pada Bagian Kesepuluh Pendidikan Jarak Jauh pada Pasal 31 berbunyi : (1) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan; (2) Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tata muka atau regular; (3) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta system penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standard nasional pendidikan; (4) Ketentuan mengenai penyelenggarakan pendidikan jarak jauh sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Ini menunjukan kepada kita bahwa pendidikan jarak jauh merupakan program pemerintah yang perlu terus didukung. Pemerintah merasakan bahwa kondisi pendidikan negeri kita perlu terus dibenahi, dan tentunya diperlukan strategi yang tepat, terencana dan simultan. Selama ini belum tersentuh secara optimal, karena banyak hal yang juga perlu dipertimbangkan dan dilakukan pemerintah didalam kerangka peningkatan kualitas sector pendidikan.

Pendidikan jarak jauh pada kondisi awal sudah dijalankan pemerintah melalui berbagai upaya, baik melalui Belajar Jarak Jauh yang dikembangkan oleh Universitas Terbuka, mapun Pendidikan Jarak Jauh yang dikembangkan oleh Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Departemen Pendidikan Nasional, melalui program pembelajaran multimedia, dengan program SLTP dan SMU Terbuka, Pendidikan dan Latihan Siaran Radio Pendidikan.

Berkenaan dengan itu, yang pasti sasaran dari program pendidikan jarak jauh tidak lain adalah memberikan kesempatan kepada anak-anak bangsa yang belum tersentuh mengecap pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, bahkan tidak terkecuali anak didik yang sempat putus sekolah, baik untuk pendidikan dasar, menengah. Demikian pula bagi para guru yang memiliki sertifikasi lulusan SPG/SGO/KPG yang karena kondisi tempat bertugas di daerah terpencil, pedalaman, di pergunungan, dan banyak pula yang dipisahkan antar pulau, maka peluang untuk mendapatkan pendidikan melalui program pendidikan jarak jauh mutlak terbuka lebar. Perlu dicatat bahwa pemerintah telah melakukan dengan berbagai terobosan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia. Upaya keras yang dilakukan adalah berkaiatan dengan lokalisasi daerah terpencil, pedalaman yang sangat terbatas oleh berbagai hal, seperti transportasi, komunikasi, maupun informasi. Hal ini sesegera mungkin untuk diantisipasi, sehingga jurang ketertinggalan dengan masyarakat perkotaan tidak terlalu dalam, dan segera untuk diantisipasi.

Semangat otonomi daerah memberikan angin segar terhadap pelaksanaan program pendidikan jarak jauh. Apalagi bila kita telusuri, masih banyak para guru yang mempunyai keinginan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, akan tetapi karena keterbatasan dana, ditambah lagi ketidakmungkinannya untuk meninggalkan sekolah, maka cita-cita untuk melanjutkan belum tercapai.

Akan tetapi dengan melalui program pendidikan jarak jauh melalui pola pembelajaran multi media yang digalakan oleh Pusat Teknologi, Komunikasi dan Informasi (Pustekkom) Pendidikan Nasional, merupakan angin segar bagi para guru-guru yang berpendidikan SPG/SGO untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Diploma Dua melalui Program PGSD. Demikian pula bagi para guru-guru yang baru direkrut melalui program guru bantu yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat maupun guru kontrak yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah, pada umumnya banyak lulusan SMU/SMK/MA tentunya dari segi kualitas perlu terus ditingkatkan, apalagi yang menyangkut kemampuan didaktik, metodik dan paedogogik masih perlu banyak belajar, karena selama menjalani pendidikan di sekolah menengah tidak pernah mendapatkan materi tersebut. Mereka-mereka ini perlu diberi kesempatan untuk mengikuti program Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) selama dua tahun.

Katanya Pusat Teknologi, Komunikasi dan Informasi (Pustekkom) Dinas Pendidikan Nasional bekerjasama dengan LPTK, dan Dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten/Kota tahun depan akan melaksanakan program pendidikan jarak jauh, yang akan diujicoba untuk lima propinsi se Indonesia, Yakni Propinsi Riau, Sumatera Barat, Papua, Gorontalo, dan Ujung Pandang.

Pola yang diterapkan melalui program pembelajaran multimedia, dengan melibatkan LPTK yang ada, Dinas Kabupaten/Kota serta Pustekkom Propinsi. Para guru tidak perlu lagi meninggalkan tugas mengajar, dan tentunya proses pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif seperti biasa. Para tutorial dan teknisi dari LPTK yang akan datang ke daerah untuk melakukan proses pembelajaran.

PENDIDIKAN JARAK JAUH

Beberapa bentuk pendidikan jarak jauh antara lain adalah:
  • Program pendidikan mandiri
  • Program tatap muka yang diadakan di beberapa tempat pada waktu yang telah ditentukan, informasi pendidikan tetap disampaikan, dengan/tanpa interaksi dari murid.
  • Program yang tidak terikat pada jadwal pertemuan, di satu atau banyak tempat.

"Pendidikan jarak jauh didasarkan pada dasar pemikiran bahwa murid adalah pusat proses pembelajaran, bertanggung jawab terhadap pembelajaran mereka sendiri, dan berusaha sendiri di tempat mereka sendiri. Hal ini adalah merupakan kepemilikan dan otonomi."*

Berita baik : Studi-studi telah menunjukkan murid-murid pada tingkatan rendah menunjukkan hasil yang lebih baik dalam program pendidikan jarak jauh jika mereka menyelesaikannya; dan murid-murid pada tingkat rata-rata atau lebih baik menunjukkan hasil yang sama.

Berita buruk : Murid-murid cenderung melebih-lebihkan dan lebih banyak yang gagal pada tingkatan yang lebih tinggi daripada dalam program pembelajaran tradisional, terutama murid-murid pada tingkatan rendah.

Kondisi-kondisi untuk program pendidikan jarak jauh:

Kelas informasi:

  • Alamat website kelas
  • Nama dosen, lokasi dan jam kerja, nomor telepon, fax, alamat e-mail.
  • Nama asisten pengajar, lokasi dan jam kerja, nomor telepon, fax, alamat e-mail.
  • Nama tutor, lokasi dan jam kerja, nomor telepon, fax, alamat e-mail.
  • Nama asisten pendidikan / pustakawan, lokasi dan jam kerja, nomor telepon, fax, alamat e-mail.
  • Lokasi dan jam kerja pusat informasi, nomor telepon, manajer pusat informasi dengan alamat e-mail.

Logistik

  • Materi pendidikan yang anda harapkan.
  • Bagaimana anda akan menerima materi pendidikan tersebut.
  • Bagaimana anda diberitahu atau belajar, serta pengumuman dan pembatalan kelas.

Persyaratan teknis:

  • Peralatan komputer dan internet, program dan spesifikasinya.
  • Type dan versi program.
  • Kemudahan mengakses multimedia.

Jadwalkan diri anda sendiri dan bertahanlah pada jadwal yang telah ditetapkan, yang

Jadwalkan diri anda setiap hari / minggu untuk komunikasi program untuk

Umpan balik pada instruktur.

Dalam pertemuan tatap muka, seorang instruktur bergantung pada umpan balik dari siswanya, baik dengan pertanyaan maupun ekspresi wajah / fisik. Dalam program jarak jauh, hal ini merupakan hal yang sangat sulit, dan anda bertanggung jawab untuk memberitahu instruktur tentang bagaimana anda menerima pelajaran baik melalui janji pertemuan, pembicaraan telepon atau e-mail.

  • Menunjukkan kemajuan dan ketaatan.
  • Laporan perkembangan : instruktur harus memberikan umpan balik pada anda mengenai kemajuan selama pelajaran. Mintalah jadwal evaluasi, kondisi dan metode untuk kemajuan anda melalui materi-materi yang ada. Metode-metode tersebut meliputi :
    • Tes-tes yang meliputi penguasaan pengetahuan atau hasil dari tugas-tugas yang diberikan.
    • Laporan-laporan, proyek-proyek, kasus studi, rangkuman pendidikan, dan lain-lain.
    • Masukan secara kualitatif dan kuantitatif dalam diskusi pelajaran dan proyek-proyek.

Kamis, 20 Desember 2007

Hanna

haiiiiii,,,,hai....
selamat datang di blog aQ,,
jgn lupa ksh comment yow...